Sabtu, 21 November 2009

ASUHAN KEPERAWATAN TBC

A.    Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan yaitu,

1.     Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan jaringan paru

2.     Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan adanya batuk, nyeri dada

3.     Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan adanya secret

4.     Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia

5.     Risiko penyebarluasan infeksi berhubungan dengan organisme virulen

6.     Defisit pengetahuan tentang tuberkolosis dan pengobatannya berhubungan dengan kurang paparan, minimalnya informasi, keterbatasan kognitif, tidak mengenal dengan sumber informasi.

7.     Ketidakpatuhan terhadap regimen pengobatan

8.     Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan keletihan, perubahan status nutrisi, dan demam.

 

B.    Nursing Outcome Criteria (NOC)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan …x24 jam kriteria hasil yang diharapkan sebagai berikut :

1.     Mempertahankan jalan napas paten dengan mengatasi sekresi menggunakan humidifikasi, masukan cairan, batuk dan drainase postural.

2.     Menunjukan tingkat pengetahuan yang adekuat

a)     Menyebutkan obat-obat dengan namanya dan jadwal yang tepat untuk meminumnya.

b)     Menyebutkan efek samping obat yang diberikan.

3.     Mematuhi regimen pengobatan dengan minum obat sesuai yang diharuskan dan melaporkan skrining tindak lanjut.

4.     Keefektifan pompa jantung dari ventrikel kiri per menit untuk mendukung tekanan perfusi sistemik.

5.     Klien akan bertambah berat badan rata-rata  sampai 0,5 kg per minggu.

6.     Perilaku ketidakpatuhan akan turun kemudian klien menunjukan perilaku kepatuhan, pengendalian gejala, dan perilaku mampu menangani sakit atau cedera.

7.     Mampu mengelola tingkat energi aktif untuk memulai dan memelihara aktivitas

8.     Mampu melakukan aktivitas yang diperlukan di rumah dan di lingkungan.

9.     Mampu melakukakan tugas-tugas fisik yang paling dasar dan mampu melakukan aktivitas perawatan diri.

10.  Ikut serta dalam tindakan preventif

a)     Membuang tisu yang sudah digunakan dengan baik

b)     Memberi dorongan kepada individu yang kontak erat untuk melaporkan diri guna pemeriksaan

11.  Melakukan langkah-langkah untuk meminimalkan efek samping dari pengobatan

a)     Minum vitamin tambahan (vitamin B6) sesuai yang diresepkan, untuk meminimalkan neuropati perifer

b)     Menghindari penggunaan alcohol

c)     Menghindari makanan yang mengandung tiramin dan histamine

12.  Melakukan pemeriksaan fisik teratur dan pemeriksaan darah untuk mengevaluasi fungsi ginjal dan hepar, neuropati, dan ketajaman penglihatan.

13.  Tidak menunjukan komplikasi

a)     Mempertahankan berat badan atau mengalami kenaikan berat badan yang adekuat bila diindikasikan.

b)     Menunjukan hasil pemeriksaan fungsi ginjal dan hepar yang normal.

 

C.    Nursing Intervention Classification (NIC)

1)     Peningkatan Bersihan Jalan Napas.

v Sekret yang sangat banyak dapat menyumbat jalan nafas pada pasien dengat TB Paru dan mengganggu pertukaran gas yang efektif.

Suction jalan nafas :

1.   Kaji kebutuhan oral atau tracheal suction

2.  Auskultasi sebelum dan sesudah suction

3.  Berikan informasi pada keluarga tentang suction

4.  Gunakan pencegahan universal sarung tangan dan masker.

5.  Gunakan peralatan steril

6.  Berikan oksigen selam suction

7.  Monitor status oksigen dan hemodinamik

8.  Hentikan suction oropharing setelah suction tracheal selesai.

9.  Lakukan oropharing setelah suction tracheal selesai.

v Meningkatkan masukan cairan memberikan hidrasi sistemik dan berfungsi dan sebagai ekspektoran yang efektif.

v Menjelaskan kepada pasien posisi terbaik yang diambil untuk drainase.

Manajemen jalan nafas :

1.     Berikan posisi yang dapat memaksimalkan ventialasi

2.     Lakukan fisio terapi dada

3.     Bersihkan sekresi dengan batuk/suction

4.     Auskultasi suara nafas

5.     Atur kelembapan udara

6.     Reguler intake cairan

7.     Atur posisi untuk mengurangi dyspneau

8.     Memonitor Status pernafasan

v Memberikan humidifier atau masker wajah dengan kelembaban tinggi agar dapat membantu mengencerkan secret.

 

2)     Mendukung kepatuhan terhadap regimen pengobatan

v Regimen beragam obat yang harus dipatuhi pasien dapat menjadi suatu hal yang kompleks. Memberi pengertian dan penjelasan kepada pasien mengenai obat-obatan, jadwal minum obat, serta efek samping obat yang dikonsumsi.

v Lakukan kontak lebih lanjut, sesuai dengan keperluan klien

v Pasien diberi penjelasan dan diharuskan mengerti bahwa TB Paru adalah penyakit menular dan memakan semua obat yang diberikan adalah cara yang paling efektif dalam pencegahan penularan.

v Pasien diharuskan cermat dalam tentang pentingnya tindakan higinis, termasuk perawatan mulut, menutup mulut dan hidung kertika batuk dan bersin, membuang tisu basah dengan baik, dan rutin mencuci tangan.

 

3)     Meningkatkan aktivitas dan nutrisi yang adekuat

v Pasien dengan TB Paru sering menjadi sangat lemah karena penyakit kronis yang berkepanjangan dan kerusakan status nutrisi.

v Merencanakan aktivitas yang progresif dengan memfokuskan pada peningkatan toleransi aktivitas dan kekuatan otot.

v Anoreksia, penurunan berat badan, dan mal nutrisi umum terjadi pada pasien dengan TB Paru. Keinginan pasien untuk makan mungkin terganggu oleh keletihan akibat batuk berat, pembentukan sputum, nyeri dada, atau status, kelemahan secara umum. Merencanakan pemberian makan dengan jumlah kecil tetapi sering.

v Memberikan suplemen nutrisi cair, seperti ensure dan isocal, karena dapat membantu dalam memberi kebutuhan kalori dasar.

v Pengaturan penggunaan energi untuk merawat atau mencegah kelelahan dan dapat mengoptimalkan fungsi.

v Biasakan klien untuk diet dan menggunakan suplemen oral yang diperlukan untuk mencapai energy dan asupan nutrient yang adekuat.

v Intruksikan klien untuk minum air dan minuman nonkafein pada waktu makan dan di antara waktu makan.

 

4)     Penyuluhan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah

v Perawat mempunyai peran yang sangat penting dalam merawat pasien dengan TB Paru dan keluarganya, termasuk mengkaji kemampuan pasien untuk melanjutkan terapi di rumah.

v Mengkaji pasien terhadap reaksi obat yang merugikan dan ikut serta dalam mensurvei rumah dan lingkungan kerja pasien untuk mengidentifikasi individu lain yang mungkin telah kontak dengan pasien selama tahap infeksius.

v Mengatur kontrak dengan pasien mengenai skrinning tindak lanjut.

v Mengintruksikan pasien dan keluarganya tentang prosedur pengendalian infeksi, seperti membuang tisu basah dengan baik, dan rutin mencuci tangan.

v Merujuk pasien ke klinik rawat jalan untuk pemberian obat harian agar pasien tetap mematuhi regimen pengobatan.

v Mengajarkan kepada pasien dan orang terdekat pasien tentang teknik perawatan diri lain yang meminimalkan konsumsi oksigen (misalnya, pemantauan diri dan teknik cepat untuk melakukan aktivitas sehari-hari).

v Mengajarkan pengaturan aktivitas kepada pasien dan teknik manajemen waktu untuk mencegah kelelahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar